Lirik Lagu Sinopsis Film Gaya Hidup
Blackberry LG Mobile Nokia Samsung Sony Ericsson
Klasemen L.Italia Klasemen L.Inggris Jadwal Liga Italia Jadwal Liga Inggris
Resto Enak di Jakarta Resto Romantis di Jkt Hokben Delivery Bakmi GM Delivery PHD - Pizza Hut
Mei 07, 2009 | Kamis, Mei 07, 2009 | 0 Comments

Sudah Cukup, Guus

Guus Hiddink dihadang kegagalan dalam upayanya membawa Chelsea ke final Liga Champions. Namun bukan berarti buah racikannya buruk. Sebaliknya, berkat dialah The Blues justru bangkit dari keterpurukan.

Pada awal musim Chelsea mempercayakan tampuk nahkoda ke tangan Luiz Felipe Scolari, orang yang pernah membawa Brasil menjuarai Piala Dunia. Big Phil memang bukan orang sembarangan, tetapi racikannya ternyata tak cocok untuk 'Si Biru'.

Scolari akhirnya dipecat pada 9 Februari silam, dua hari setelah Chelsea ditahan imbang Hull City 0-0 di kandang sendiri. Ini merupakan bentuk dari kekecewaan petinggi Chelsea atas rentetan performa yang inkonsisten selama Scolari menjabat.

Lalu, datanglah Hiddink. Pria yang masih menjadi pelatih timnas Rusia ini dikontrak sampai akhir musim untuk menyelamatkan dan menjaga peluang Chelsea meraih trofi juara. Dan hasilnya, bisa dilihat sendiri.

Dalam laga pertamanya menangani John Terry cs. Hiddink sukses memberikan kemenangan. Kala itu Chelsea tampil di Villa Park dan meraih tiga poin usai menyungkurkan si empunya stadion, Aston Villa.

Setelahnya, Chelsea selalu meraih hasil positif di Premier League. Mereka meraih tiga kemenangan beruntun sebelum akhirnya ditaklukkan Tottenham Hotspur 0-1 di White Hart Lane. Itulah satu-satunya kekalahan Chelsea di tangan Hiddink sampai saat ini.

Imbas dari membaiknya performa Chelsea adalah kans mereka untuk meraih trofi juara Premier League hidup lagi. Secara matematis, peluang mereka menjadi juara memang belum mati, meski relatif sulit mengharapkan Manchester United dan Liverpool terpeleset di pekan yang tersisa.

Demikian pula di Liga Champions. Laga melawan Juventus di babak 16 besar merupakan pertandingan pertamanya di Stamford Bridge. Dalam pertandingan tersebut Chelsea sukses meraih kemenangan 1-0.

Mereka pun akhirnya lolos ke perempatfinal dan berjumpa dengan Liverpool. Hebatnya, taktik ofensif Hiddink bekerja dengan baik di sini. Menghadapi The Reds di Anfield, Chelsea menang 3-1. The Pensioners pun maju ke semifinal usai di laga kedua bermain imbang 4-4.

Sial baginya, perjuangannya dan pasukannya terhenti di semifinal oleh Barcelona. Usai bermain imbang 0-0 di laga pertama, Chelsea tampaknya akan maju ke final setelah tendangan Michael Essien tak mampu disamakan Barca hingga menit 90. Namun gol Andres Iniesta pada injury time membuyarkan segalanya. Skor berubah menjadi 1-1 dan Chelsea pun tersingkir.

Toh demikian, Hiddink tak bisa dibilang gagal. Dalam masa tiga bulan kontraknya bersama Chelsea, ia sudah mampu mengangkat performa tim. Kalaupun pada akhirnya ia tak memperpanjang masa kerjanya di London, ia sudah cukup layak mendapatkan kredit tersendiri.

Hiddink masih memiliki satu kesempatan terakhir untuk mempersembahkan trofi kepada Chelsea, yakni di ajang Piala FA. Pada turnamen tertua di tanah Inggris itu, Chelsea akan berhadapan dengan Everton di final pada 30 Mei mendatang. Jika menang, ini tentunya bisa menjadi sebuah kado yang manis darinya untuk Chelsea.detik

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright BLOG COETANARIE © 2010 - All right reserved - Using Blueceria Blogspot Theme
info berita heboh terbaru Ramalan Zodiak tips-trik Job Vacancy Centre Scholarships Resources and Free Magazines