Lirik Lagu Sinopsis Film Gaya Hidup
Blackberry LG Mobile Nokia Samsung Sony Ericsson
Klasemen L.Italia Klasemen L.Inggris Jadwal Liga Italia Jadwal Liga Inggris
Resto Enak di Jakarta Resto Romantis di Jkt Hokben Delivery Bakmi GM Delivery PHD - Pizza Hut
Mei 15, 2009 | Jumat, Mei 15, 2009 | 0 Comments

SBY Tiru Obama

Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono, Jumat (15/5) malam ini, akan mendeklarasikan diri sebagai calon presiden dan wakil presiden yang akan bertarung pada Pilpres 8 Juli nanti. Prosesi acara meniru pendeklarasian calon presiden Amerika Serikat, Barack Husein Obama dan Joe Biden, di Illionis, 23 Agustus 2008 lalu.

Ketua DPP Partai Demokrat Ahmad Mubarok mengakui kalau deklarasi SBY-Boediono mirip deklarasi Obama-Joy Bidden. “Ya mirip-mirip itulah,” kata Mubarok. Penegasan senada disampaikan salah seorang anggota tim sukses SBY. “Deklarasinya meniru deklarasi Obama-Joe Biden,” tegasnya.

Kendati demikian, Mubarok tidak mau menjelaskan secara detail bagaimana prosesi deklarasi yang dimiripkan dengan Obama. “Kalau soal teknisnya, itu panitia saja lah. Saya tahunya hanya konsep besarnya,” elak Mubarok.

Direktur Eksekutif Bravo Media Centre/Fox Indonesia, Choel Mallarangeng selaku event organizer deklarasi mengatakan acara deklarasi yang digelar di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) Institut Teknologi Bandung itu dikemas salam suasana khidmad, bukan hura-hura dan pesta-pora. Dia tidak membantah proses meniru gaya Barack Obama Huesin-Joe Biden, tetapi juga melihat banyak proses serupa di negara lain.
“Bukan hanya acara deklarasi Obama yang bagus, tetapi juga Sarkozy di Prancis dan Merkel, Kanselir Jerman. Di Indonesia pun banyak acara yang elegan yang bisa ditiru,” kata Choel. Nicolas Sarkozy adalah Presiden Prancis dari Partai Uni Gerakan Populer, sedangkan dan Angela Merkel dari Partai Kristen Demokrat (CDU/CSU) saat ini menjadi Kanselir Jerman. Acara-cara itulah yang mengilhami deklarasi tim kreatif Fox.

Saat deklarasi, SBY dan Boediono akan mengenakan kemeja katun warna merah-putih-merah dengan variasi bordir di bagian depan kiri dan kanannya, memanjang dari atas ke bawah. Pakaian SBY-Boediono ini dijahit A Liong dari Kwong Tung Tailor. Konon, harga kemeja itu hanya Rp 500 ribu per lembar.

Deklarasi akan dipandu presenter sekaligus bintang iklan Muhammad Farhan yang ditemani Ferdi Hasan, Tengku Melinda dan Maudi Kusnadi. Di sela waktu, SBY-Boediono beserta tetamu akan dihibur Bimbo serta orkesttra Elfa Secioria Hasbullah dan salawat badar.

Saat deklarasi, SBY naik ke mimbar, kemudian mengenalkan calon pendampingnya. Ia kemudian berpidato kurang lebih 10 menit. Choel sendiri tidak bersedia menyebut calon wakil presiden SBY. Namun dia menyebut, calon wakil presiden juga diberi waktu berpidato.

Menurut Choel, khalayak yang menyatakan kesediaan untuk datang berjumlah 10 ribu orang. Namun karena keterbatasan gedung, tidak semua dapat ditampung. Undangan dari Jakarta di antaranya tokoh politik dari parpol pendukung koalisi. Sedangkan rival SBY, seperti Jusuf Kalla, Wiranto, Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto tidak diundang.

Tanpa Boediono
Anehnya, meskipun SBY akan menggandeng Boediono sebagai wakil, nama Boediono tidak ada dalam undangan yang disebarkan. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengaku, dalam undangan tersebut tidak tertera nama cawapres. “Undangan sudah kami terima untuk deklarasi besok, tetapi nama cawapresnya masih kosong.

Dalam undangan hanya tertera nama SBY dan cawapres,” kata Presiden PKS Tifatul Sembiring, Kamis (14/5).
Laporan Tribun Jabar (grup Persda Network) dari Bandung, di lokasi pendeklarasian juga tidak terlihat nama ataupun foto Boediono. Di bagian latar panggung hanya terlihat tulisan besar berbunyi “SBY Presidenku”. Sementara, foto-foto yang terpasang pun hanya wajah SBY dan tak ada foto Boediono.

Nama dan foto-foto Boediono justru ramai di jalanan, tetapi bukan sebagai dukungan, melainkan penolakan. Di berbagai sudut Kota Bandung bertebaran spanduk satire yang mengundang senyum, bertuliskan “Say No To Boediono, Say Yes To Budi Anduk”. Budi Anduk adalah nama pelawak yang sering muncul di televisi.

Sebagaimana pemberitaan media, penolakan terhadap Boediono sebagai cawapres berpasangan SBY merebak karena Gubernur Bank Sentral itu dinilai bermazhab ekonomi neoliberal atau berwatak kapitalis.
Pemilihan Boediono menimbulkan perlawanan dari parpol pendukung koalisi Partai Demokrat, terutama PKS, PAN dan PPP. Ketiga partai tersebut mengancam akan keluar dari koalisi bila SBY tidak menarik keputusannya. Na-mun belakangan, hanya PKS yang tetap ngotot, sedangkan PAN dan PPP mulai melunak.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright BLOG COETANARIE © 2010 - All right reserved - Using Blueceria Blogspot Theme
info berita heboh terbaru Ramalan Zodiak tips-trik Job Vacancy Centre Scholarships Resources and Free Magazines