Lirik Lagu Sinopsis Film Gaya Hidup
Blackberry LG Mobile Nokia Samsung Sony Ericsson
Klasemen L.Italia Klasemen L.Inggris Jadwal Liga Italia Jadwal Liga Inggris
Resto Enak di Jakarta Resto Romantis di Jkt Hokben Delivery Bakmi GM Delivery PHD - Pizza Hut
Mei 12, 2009 | Selasa, Mei 12, 2009 | 0 Comments

Antasari-Wiliardi tak Senada

Tiga tersangka utama dalam kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen mulai terlibat beda penjelasan. Kombes Pol Wiliardi Wizar mengaku mendapat uang Rp 500 juta dari Sigid Haryo Wibisono untuk melacak para kuroptor buronan Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK), bukan untuk membunuh Nasrudin.

Namun Antasari melalui pengacara membantah mengetahui pemberian uang Rp 500 juta kepada Wiliardi dan minta bantuan melacak buron koruptor. “Tidak pernah Pak Antasari cerita soal uang apapun. Tida ada cerita uang itu,” kata penasihat hukum tersangka Antasari Azhar, Juniver Girsang saat hendak mendampingi pemeriksaan kliennya di Polda Metro Jaya, Senin (11/5).

Sedangkan pengakuan Wiliardi disampaikan penasihat hukumnya, Yohanes Yacob. “Itu uang operasional untuk melacak investigasi buronan KPK,” katanya. Siapa koruptor itu? “Lha, ini yang bisa jawab Pak Antasari ,” jawabnya.
Menurutnya, kliennya memfasilitasi orang lain untuk mencari koruptor. Wiliardi kenal dengan Antasari sekitar 1-2 bulan sebelum penembakan Nasruddin terjadi. Pertemuan segitiga antara Antasari Azhar, Sigid Haryo Wibisono, dan Kombes Wiliardi pernah dilakukan di rumah Antasari. Namun pertemuan itu tidak terkait dengan kasus pembunuhan Nasrudin.

“(Ketemu) dua kali. Satu kali di rumah Antasari, satu kali di rumah Sigid,” kata Yohanes Jacob.Menurut Yohanes, pertemuan yang hanya berlangsung 10 menit, untuk beraudiensi. Ketiganya membahas sesuatu yang berkaitan dengan kepen-tingan Sigid. “Selain mereka berkawan, biasalah untuk audiensi-audiensi,” kata Yohanes.

Namun Yohanes tidak menjelaskan kapan pertemuan di kediaman Antasari, perumahan Giri Loka 2, Jl Gunung Merbabu Blok A/ 13, Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, itu dilakukan.

Yohanes meminta keterangan tiga pihak yang kini sama-sama telah dinyatakan sebagai tersangka pembunuhan Nasrudin itu dikonfrontir, supaya tidak terjadi saling tuduh. Menurut Yohanes, kliennya sudah diperiksa dua kali di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Antasari kemarin kembali diperiksa sejak pukul 15.00 WIB hingga pukul 19.30 WIB. Mantan Ketua KPK itu dicecer 35 pertanyaan oleh penyidik yang difokuskan pada tanggung jawabnya terhadap tugas dan tanggung jawab sebagai ketua KPK. Termasuk seputar koordinasinya dengan empat pimpinan kolegial KPK. “Hari ini (kemarin) berputar-putar di sana saja. Di luar itu tidak disinggung sama sekali,” kata Juniver.

Motif bergeser
Penyidik juga menanyakan keterkaitan Antasari dengan la-poran dugaan korupsi yang disampaikan Nasrudin, Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB). Sebelum tewas akibat penembakan di kawasan Modern Land Tangerang, Banten, Nasrudin memberikan informasi dugaan korupsi di PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).

BUMN itu bergerak di bidang agro industri, farmasi, alat kesehatan dan perdagangan. Namun, Juniver enggan memastikan laporan yang diberikan Nasrudin adalah data yang terkait dengan kasus korupsi di RNI. “PT- nya kita tidak tahu. Pokoknya ada perbuatan korupsi di BUMN,” ujar Juniver didampingi pengacara Hotma Sitompul.

Di sisi lain, tim penasihat hukum Antasari bersyukur polisi mulai mendalami adanya motif lain, di luar cinta segitiga antara Antasari, Rani Juliani, dan Nasrudin. “Kami menunggu informasi dari penyidik. Yang jelas kalau polisi melihatnya seperti itu, kami bersyukur,” ungkap Juniver.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol M Iriawan mengatakan, penyidik hanya melakukan pemeriksaan terhadap Antasari. Dalam pemeriksaan ini, polisi melibatkan Pusat Pelaporan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) untuk mengecek rekening Antasari, Wiliardi dan Sigid Haryo Wibisono. Iriawan membantah kabar Rani Juliani, istri ketiga Nasrudin, memiliki uang Rp 3 miliar di rekeningnya.
Untuk mendapat bukti tambahan, Iriawan melibatkan seorang ahli untuk menganalisa rekaman CCTV yang disita di rumah Sigid, Jalan Pati Unus, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. “Analisa CCTV perlu kita lakukan untuk mengetahui bahwa yang bersangkutan (Antasari) ada di rumah tersebut,” tambah Iriawan.(tribunbatam)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright BLOG COETANARIE © 2010 - All right reserved - Using Blueceria Blogspot Theme
info berita heboh terbaru Ramalan Zodiak tips-trik Job Vacancy Centre Scholarships Resources and Free Magazines