Paspampres tidak memberi jarak terlalu jauh ketika relawan maupun pengunjung hotel ingin mendekati Jokowi.
Saat awak media melakukan wawancara, paspampres tidak memberi jarak. Mereka hanya berjaga di samping kanan kiri Jokowi . Namun paspampres tetap memasang pendeteksi metal dan alat screening untuk mendeteksi benda-benda berbahaya. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Mochamad Fuad Basya menjelaskan Paspampres Grup D telah melakukan tugasnya hingga pelantikan presiden.
"240 Personel paspampres lengkap dengan peralatannya bertugas mengawal Pak Jokowi dan JK," tegas Fuad.
Dijelaskan, layaknya pengamanan VVIP, personel pengawal Jokowi-JK dilengkapi intelijen dan tenaga kesehatan yang bertugas 24 jam. Pasukan tersebut dipimpin Kolonel Wahyu Handoyo dan wakilnya, Letkol Mar Oni Junianto.
Anggota Dewan Penasihat Tim Transisi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan Jokowi tidak menyukai pengawalan yang terlalu ketat. "Jokowi mau pengamanan longgar namun keamanan masih tetap terjamin," ujar Luhut saat mendampingi Jokowi bersilaturahmi dengan ribuan relawan di Ancol, Jakarta, Sabtu.
Luhut mengatakan keinginan Jokowi untuk tidak mendapatkan pengawalan ketat tersebut mirip dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Presiden ke- 44 Amerika Serikat tersebut pernah meminta satuan pengamanannya (Secret Service) untuk tidak terlalu ketat.
Luhut menambahkan gaya dan karakter setiap pemimpin berbeda-beda. "Seperti Obama, tiba-tiba ingin pergi ke restoran, fast food, ya pergi dia. Paspampres harus siap untuk mengamankan presiden, kan itu tugas pokoknya," ujar Luhut.
Luhut mengatakan Jokowi telah memberikan arahan kepada perwakilan paspampres. "Paspampres memutar otak untuk mencari prosedur pengamanan yang tepat sesuai keinginan Jokowi. Jokowi menginginkan adanya keseimbangan privasi untuk bertemu rakyat dan sistem pengamanan yang diterapkan," ujar Luhut.